Budaya Nongkrong

Nongkrong Is Positive Culture



Indonesia merupakan negara yang amat sangat besar. Hal itu tentunya diikuti oleh banyak sekali budaya-budaya yang mengikutinya, baik maupun yang kurang baik. Beberapa budaya yang kurang baik yang dimiliki masyarakat Indonesia adalah budaya ngaret, malas, dan juga budaya nongkrong. Meski begitu, kalo dilihat dari sisi lain ternyata ada budaya yang selama ini yang di anggap tidak berdampak positif malah memberikan dampak positif bagi orang-orang yang sering melakukannya salah satunya yaitu budaya Nongkrong.

Nongkrong lebih dikenal sebagai kegiatan ngumpul, berbincang-bincang, bercanda, curhat, ngerjain orang, dan masih banyak lagi. "Apapun kondisinya, makan atau nggak yang penting ngumpul dulu", kalimat tersebut menunjukan bahwa kebiasaan nongkrong sudah mengakar dimasyarakat khususnya remaja, berkumpul dan berbincang-bincang telah menjadi budaya bagi Remaja Indonesia.

Di kota-kota besar seperti Banjarmasin saja, tempat nongkrong buat anak muda sudah sangat banyak dimana-mana. Pastinya sangat mudah menemui warung-warung kopi yang sering di jadikan anak muda sekarang sebagai tempat nongkrong. Dari emperan jalan, kedai-kedai kecil, warung kopi, bahkan restoran mewah kini isinya hanya para remaja yang suka nongkrong. Banyak faktor yang membuat para remaja makin betah berlama-lama nongkrong, Salah satunya yang diungkapkan oleh Rizka Normanida remaja cantik asal Banjarmasin ini, "Ada sensasi trsendiri, daripada di rumah, merhati'in tv, bosen ey banyak iklannya daripada acaranya, terlebih lagi bisa mengurangi stres di tengah kesibukan siang hari sampai sore". katanya. 

Meski banyak yang mengatakan budaya nongkrong terlihat seperti budaya pemalas dan tidak berguna, Namun budaya nongkrong ini memiliki potensi yang besar untuk mengurangi stres. Nahn sekarang timbul pertanyaan kenapa bisa budaya nongkrong memiliki potensi yang besar untuk mengurangi stres? Masih menurut Rizka Normanida, "Kata-kata yangg biasa keluar itu muncul di otak secara naluriah dan alamiah ,1 kata yang keluar dari mulut jika direspon org lain, maka akan jadi perbincangan yang menarik,  ya jelas manusia adalah makhluk sosial ,tanpa interaksi, itu bukan manusia, banyak ahli teori yang sependapat dengan itu, bayangkan aja, 1 orang dibiarkan hidup sendirian, tanpa org lain. Jika dia mampu melewati masa-masa itu minimalnya saja 1 hari, di pastikan dia mengalami gangguan batin" ungkapnya. Saat kita nongkrong, secara tidak sadar sering kita menemukan berbagai penyelesaian dari masalah-masalah yang dibicarakan karena didukung dengan suasana hati yang santai dan dipikirkan oleh beberapa orang yang otomatis membuat masalah yang dibicarakan lebih mudah terpecahkan.

Jadi dapat disumpulkan bahwa, baik atau tidaknya aktivitas nongkrong sebenarnya memang tergantung pada individu masing-masing, namun jika kandungan diskusi saat nongkrong itu berisi tentang hal-hal yang bermanfaat dan bahkan mampu memberikan pencerahan bagi permasalahan kita, nongkrong menjadi hal yang positif.


http://ngomong-cuap-cuap.blogspot.co.id/2013/02/nongkrong-is-positive-culture.html

far

1 komentar:

Instagram